Artikel Terbaru :
Home » » Saudariku Muslimah Apa Yang Menghalangimu Berhijab

Saudariku Muslimah Apa Yang Menghalangimu Berhijab

Written By Unknown on Minggu, 04 Mei 2014 | 12:52:00 PM

Wahai saudariku muslimah, siapakah yang menyuruhmu untuk berhijab? Untukmu saudariku muslimah, kemana akan kau bawa dirimu? Kepada kemuliaan jiwa? Kepada keridhoan Sang Pencipta? Atau mulianya menjadi bidadari syurga? Walaupun hinaan dan cacian yang harus kau terima. Demi untuk menjaga hijab yang telah disyariatkan oleh agama. Maka kebahagiaan yang akan kau dapatkan.

Katakan tidak pada gemerlapnya dunia, jika hijabmu harus terlepas karenanya. Katakan tidak pada kemilaunya harta, jika hijabmu harus menjadi tebusannya. Karena hijabmu adalah benteng kemuliaanmu.

Wahai saudariku muslimah…tahukah anda ketika tidak berhijab…

Semakin banyak pandangan lelaki yang tergiur denganmu semakin bertumpuk pula dosa-dosamu. Semakin sang lelaki menghayalkanmu semakin berhasrat denganmu maka semakin bertumpuk pula dosa-dosamu. Janganlah anda menyangka senyumanmu yang kau tebarkan secara sembarangan tidak akan ada pertanggungjawabannya kelak..!!! Bisa jadi senyumanmu sekejap menjadi bahan lamunan seorang lelaki yang tidak halal bagimu selama berhari-hari, apalagi keelokan tubuhmu. Jika anda menjaga kecantikanmu dan kemolekan tubuhmu hanya untuk suamimu maka anda kelak akan semakin cantik dan semakin molek di surga Allah. Akan tetapi jika anda umbar kecantikanmu dan kemolekanmu maka ingatlah itu semua akan sirna dan akan lebur di dalam liang lahad menjadi santapan cacing dan ulat dan di akhirat kelak bisa jadi berubah menjadi bahan bakar neraka jahannam!!

Wahai saudariku muslimah bahwasanya yang menyuruh untuk berjilbab, yang menyuruh untuk berbusana muslimah, yang menyuruh adalah Allah dan Rasul-nya. Dan inilah konsekuensi kita sebagai seorang Muslim atau sebagai seorang Muslimah. Wajib kita untuk taat kepada allah swt. Karena allah yang menciptakan kita. Allah yang memberikan rezeki kepada kita. Allah yang memberikan segalanya kepada kita. Al quran memerintahkan untuk berjilbab. Allah yang menciptakan kita yang memerintahkan kita untuk berjilbab.

Allah SWT berfirman

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang” (QS.al-Ahzab:59)

Allah yang menciptakan kita, yang menyuruh kita untuk berjilbab. Renungkanlah, dan pikirkanlah, bahwasanya allah yang menciptakan kita, yang memerintahkan kita untuk berjilbab.

Allah SWT berfirman:

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلاَ تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الجَاهِلِيَّةِ الأُولَى

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah.” (Q.S. Al-Ahzab: 33)

Allah SWT berfirman:

وَإذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ

“Apabila kamu meminta suatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (Q.S. Al-Ahzab: 53)

Wahai saudariku muslimah Rasulullah SAW bersabda: “Wanita itu aurat” maksudnya adalah bahwa ia harus menutupi tubuhnya.

Wahai saudariku muslimah diantara keutamaan Allah mewajibkan dirimu berhijab karena Hijab itu ‘Iffah (menahan diri dari maksiat)
Hijab itu pelindung

Rasulullah SAW bersabda:

إنَّ اللهَ حَيِيٌّ سَتِيرٌ يُحِبُّ الحَيَاءَ وَالسِّتْرَ

“Sesungguhnya Allah itu Malu dan Melindungi serta Menyukai rasa malu dan perlindungan”

Sabda beliau yang lain:

أيَّمَا اِمْرَأَةٍ نَزَعَتْ ثِيَابَهَا في غَيْرِ بَيْتِهَا خَرَقَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَنْهَا سِتْرَهُ

“Siapa saja di antara wanita yang melepaskan pakaiannya di selain rumahnya, maka Allah Azza wa Jalla telah mengoyak perlindungan rumah itu dari padanya.”
Hijab itu taqwa

Allah SWT berfirman:

ياَ بَنِي آدَمَ قَدْ أنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْءَاتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ

“Hai anak Adam! Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik.” (Q.s. Al-A’raaf: 26)
Hijab itu iman

Allah SWT berfirman:

“Dan katakanlah kepada wanita yang beriman.” (Q.s. An-Nur: 31).

Wahai saudariku muslimah dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa ketika wanita-wanita dari Bani Tamim menemui Ummul Mu’minin, Aisyah ra dengan pakaian tipis, beliau berkata: “Jika kalian wanita-wanita beriman, maka (ketahuilah) bahwa ini bukanlah pakaian wanita-wanita beriman, dan jika kalian bukan wanita beriman, maka silahkan nikmati pakaian itu.”
Hijab itu haya’ (rasa malu)

Rasulullah SAW bersabda:

إنَّ لِكُلِّ دِينٍ خُلُقًا ، وَإنَّ خُلُقَ الإسْلاَمِ الحَيَاءُ

“Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak dan akhlak Islam itu adalah rasa malu.”

Sabda Rasul yang lain:

الحَيَاءُ وَالإيمَانُ قُرِنَا جَمِيعًا ، فَإنْ رُفِعَ أحَدُهُمَا رُفِعَ الآخَرُ

“Malu dan iman itu bergandengan bersama, bila salah satunya di angkat maka yang lainpun akan terangkat.”
Hijab itu ghirah (perasaan cemburu)

Hijab itu selaras dengan perasaan cemburu yang merupakan fitrah seorang laki-laki sempurna yang tidak senang dengan pandangan-pandangan khianat yang tertuju kepada istri dan anak wanitanya. Berapa banyak peperangan terjadi pada masa Jahiliyah dan masa Islam akibat cemburu atas seorang wanita dan untuk menjaga kehormatannya. Ali bin Abi Thalib ra berkata: “Telah sampai kepadaku bahwa wanita-wanita kalian berdesak-desakan dengan laki-laki kafir orang ‘ajam (non Arab) di pasar-pasar, tidakkah kalian merasa cemburu? Sesungguhnya tidak ada kebaikan pada seseorang yang tidak memiliki perasaan cemburu.”

Saudariku muslimah menutup dan mengulurkan berbeda dengan membungkus, mengulurkan tidak hanya menutup lembaran kulit. Alangkah sia-sianya jika saudariku lakukan hanya sekedar membungkus, sedangkan perintah Allah tidak mungkin sia-sia. Dengan membungkus, kulit memang tidak terlihat tapi tiap-tiap lekuk tubuh dan rambut masih tergambar jelas, dibalik kain yang transparan atau kain yang ketat. Hikmah berjilbab adalah mengangkat derajat seorang muslimah, bukan hanya sekedar kulitnya tidak terlihat. Derajatnya diangkat dengan menjauhkannya dari syahwat yang bukan muhrimnya, sehingga ia dinilai berdasarkan kecerdasan pribadinya, kebaikan akhlaknya, tidak hanya sekedar tampilan luar atau bahkan lekuk tubuhnya yang dapat hilang dengan sekejap jika Allah berkehendak. Percayalah, Allah Yang Paling Tahu tentang dirimu wahai muslimah, apa yang baik dan apa yang tidak di butuhkan. Betapa Allah menyayangimu, dan betapa Islam memuliakanmu wahai saudariku. Sekarang pertanyaannya, sayangkah kau pada dirimu? Inginkah kau dimuliakan? (Mush’ab bin Umair)

Share this post :
 
KEMBALI KEATAS | Home | Redaksi | Pasang Iklan | Kirim Artikel | Daftar ISI
Copyright © 2014 HadistWEB - All Rights Reserved